Saya merasa sedih juga mengapa sepak bola Indonesia tidak maju-maju. Semua orang tahu, bahwa sepak bola adalah olahraga paling populer di ajang turnamen dunia. Kita orang Indonesia juga sangat ingin Timnas sepakbola kita maju, minimal se Asia. Apa sih sebenarnya penyebab keburukan sepak bola Indonesia terutama saat di ajang Internasional
Dikutip dari perkataan Andik Vermansyah pemain Timnas yang populer saat ini:
"kalian boleh membenci PSSI atau KPSI, tapi jangan pernah membenci TIMNAS"
1. TIMNAS menjadi sasaran Politik
Lihat saja gencarnya rebutan kursi pengurus PSSI, jelas saja ada udang di balik batu. Seharusnya problema TIMNAS yang pelik ini menjadi tanggung jawab dan beban para pengurus tim, bukan malah menjadi rebutan kursi jabatan. Ya begitulah fenomenanya, saja juga tidak tahu bagaimana sistem para penguasa di atas sana. Suportter hanya bisa memberi dukungan di lapangan.
2. Sepak bola kurang diperhatikan
Sumberdaya yang cukup merupakan salah satu faktor yang dimiliki untuk mendapatkan sebuah skuad yang kompetitif. Hal ini yang dirasa agak kurang di Indonesia. Di saat negara-negara tetangga seperti Malaysia mulai sadar akan pentingnya pembinaan usia muda, di Indonesia sendiri hal ini masih kurang diperhatikan.
Lihat saja yang memberikan apresiasi sepakbola muda justru dari pihak-pihak swasta dan asing di Indonesia.
3. Generasi muda merusak diri
Inilah fakta generasi muda kita. Kebiasaan merokok misalnya, apabila dilakukan ketika sudah menjadi pemain profesional rasanya tidak begitu berpengaruh karena tubuh mereka telah terbiasa menjalani kehidupan sebagai seorang atlet. Namun apabila pada level junior mereka sudah mulai mencoba merokok, apalagi sampai ke taraf kecanduan maka akan menghambat pertumbuhan mereka yang masih dalam tahap pertumbuhan untuk mendapatkan tubuh yang ideal sebagai seorang atlet.
4. Minim Sosok Idola
Tidak seperti cabang bulu tangkis yang mana Indonesia memiliki sosok idola yang dikenal secara internasional pada diri seorang Taufik Hidayat, cabang sepakbola Indonesia belum lah memiliki sosok idola yang bisa memacu para penontonnya untuk ambil bagian dalam kegiatan sepakbola. Coba lihat di beberapa negara besar yang memiliki legenda di cabang sepakbola, rata-rata para pemain yang sedang terkenal sekarang berawal dari para anak-anak yang terinspirasi dari sosok sang legenda itu sendiri.
5. Program usia muda yang kurang terekspos
Pembinaan usia muda menjadi salah satu elemen penting yang dibutuhkan untuk mendapatkan skuad yang mumpuni. Namun di Indonesia program usia muda ini lagi-lagi (terkadang) di salah tafsirkan sebagai tempat penyaluran hobi daripada tempat untuk menempa seorang anak menjadi pemain profesional. Sesungguhnya apabila dilihat dari level junior, Indonesia memiliki banyak pemain berbakat. Sebut saja tim Milan Camp Indonesia yang tahun lalu sukses menjadi kampiun dengan mengalahkan tim muda AC Milan di partai final.
Namun karena minimnya pemberitahuan di media tentang adanya Sekolah Sepak Bola (SSB) dan segala macam prestasinya membuat bakat-bakat yang seharusnya terjaring menjadi tidak terjaring. Bandingkan dengan kompetisi di Spanyol yang memasukkan tim muda ke dalam kompetisi sebenarnya (meski berada jauh di bawah level La Liga) dan program Liga Primavera di Italia yang khusus diikuti tim remaja.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar